Backpacker 5 Hari di Bangkok, Thailand
- Traveloci Indonesia
- Apr 5, 2019
- 12 min read

Halo sobat traveloci!!
Kali ini saya akan berbagi pengalaman 5 hari di Thailand!
Sebelumnya saya tidak terlalu banyak membuat planning ataupun itinerary. Jadi, semua perjalanan yang kami lakukan direncanakan semalam sebelum, bahkan saat hari itu juga di waktu shubuh :D
Oh iya guys, sebelum berangkat, kami sudah berkomitmen untuk dominan menggunakan public transportation di sana.
Saya juga sudah booking hotel disana untuk 1 malam pertama dan jika hotelnya bagus, maka kami akan terus menetap disana, kalo jelek, kami akan pindah.
16 Februari 2019
Terbang dari Medan jam 10.00 WIB, dan alhamdulillah tidak delay.
Jam 12.00 sudah sampai di Don Mueang, Thailand.
Setelah melewati imigrasi, kami langsung memutuskan untuk membeli kartu internet selama di Thailand, unlimited 5 days only 170 Baht.
Kurs 1 Baht = Rp 455,-
Jadi, harganya sekitar Rp 77.350 saja guys, lumayan banget kan!

Saat kami membeli kartu internet, pegawai disana menawarkan paket tour selama di Bangkok dan Pattaya dengan harga per harinya mahal banget sekitar 3000 Baht.
Tidak pikir panjang, saya langsung menolak tawaran tersebut karena memang saya ingin merasakan sensasi liburan ala backpacker yang sesungguhnya, bukan tour yang hanya ikut rombongan.
Lalu, kami mencari transportasi termurah, yaitu bus!
Karena hotel kami berada di daerah Silom dan dekat dengan BTS Surasak, maka setelah naik bus kami berencana untuk langsung naik BTS.

Melihat beberapa referensi dari internet, yang menganjurkan naik bus shuttle A1 ataupun A2, lalu tidak pikir panjang, kami langsung bertanya dengan petugas sekitar!
Setelah pasti, kami langsung menunggu di spot dimana bus shuttle A1 / A2 berhenti.

Biaya yang dikeluarkan untuk naik bus ini dari Don Mueang - Mo Chit hanya 30 Baht saja atau tidak sampai Rp 15.000 guys! Waktu yang ditempuh kurang lebih 30 menit saja.
Tiketnya lucu banget, mungil.

FYI, Stasiun Mo Chit berlokasi tidak jauh dari Chaktuchak Weekend Market, hanya 5 menit berjalan kaki.
Saat kami turun dari bus, kami langsung memutuskan untuk belanja di Pasar Chaktuchak.
Karena waktu sudah menunjukkan waktu 2 siang, perut kami mulai kelaparan, kami pun mulai mencari makanan halal yang bisa disantap.

Cukup susah mencari makanan halal, karena sebagian besar restaurant ada menu babinya.
Akhirnya, kami menemukan Coconut Solution Noodle.
Coconut solution noodle ini terdiri dari kuah santan, bihun, dan semacam otak-otak gitu guys, lalu dihidangkan dengan lalapan yang bisa diambil sepuasnya.
Harganya 50 Baht = Rp 23.000

Ini dia penampakan lalapan yang segede gaban.
Ada tauge, timun, kacang panjang, dan kol (kubis).

Perut sudah terisi, saatnya belanja guys..
Di sela-sela belanja, terlihat makanan unik nih.

Ini penampakan dari depan Gate 18.

Sesuai namanya, Chaktuchak Weekend Market hanya buka di weekend ya guys.

Pasar Chaktuchak buka sampai malam hanya di hari Jum'at.
Suasananya ramai sekali dan panas.
Ada banyak yang berjualan disini, mulai dari jajanan pinggiran, bar, restaurant, dan aneka oleh-oleh.

Sabun bentuk buah-buahan ini cukup menarik untuk dibeli guys.
Ada berbagai bentuk buah, dan wanginya disesuaikan dengan buah.

Kalau di sela-sela Anda belanja merasakan pegal pada kaki, jangan khawatir, kalian bisa pijat kaki dong ya,,
Lumayan murah tarifnya.

Bisa juga custom nama dan logo pada wadah passport, ataupun nametag guys, murah banget hanya 60 Baht, tidak sampai Rp 30.000.
Wadah pasport customnya hanya butuh waktu 10 menit saja guys.

Nah ini dia, tas rajut khas Thailand, dengan motif gajahnya, menjadi salah satu oleh-oleh favorit turis.

Gak kalah unik nih guys, ada tuk-tuk mini yang dibuat pake kaleng bekas, keren banget!

Dipatok seharga 50 - 100 Baht saja ya guys.

Setelah puas berbelanja di Chaktuchak dengan ransel yang cukup berat, kami langsung bergegas ke hotel dan menunaikan sholat zhuhur dan ashar.
Dari Chaktuchak, kami kembali menuju BTS Mo Chit, lalu pesan tiket di counter menuju Saphan Taxin seharga 44 Baht.

Berikut line BTS di Bangkok.

Jam 16.30 WIB, sampailah kami di hotel, lalu bergantian mandi dan sholat.

Saya booking kamar hotel triple with private bathroom, lumayan murah guys, worth it banget menurut saya.
Kamar bisa diisi 3-4 orang, dengan tarif hanya Rp 260.000an saja, dibagi 3 tidak sampai Rp 90.000 / malam.
Kasurnya 2 double size. *lupa foto

Setelah magrib kami melancong ke Siam dan dilanjutkan ke Asiatique.
Dari hotel, kami berjalan sekitar 950 m menuju BTS Surasak, lalu beli tiket manual di counter seharga 44 Baht / orang.

BTS Siam berdekatan dengan banyak gedung-gedung tinggi guys, banyak mall juga di sekitar sini, misalnya Siam Paragon.


Di sekitar Siam ini juga ada lokasi yang bagus untuk foto.

Karena kami kelaparan dan waktu sudah menunjukkan pukul 20.00, kami bergegas menuju Asiatique biar gak kemaleman.
Kami memilih transportasi BTS dulu dari Siam - Saphan Taxin, lalu dilanjutkan naik grab sekitar 3 km.
Akhirnya hampir jam 9 malam, dan kami memilih untuk makan di KFC saja karena malas mencari restaurant halal wkwkwk.


Saya datang ke Asiatique untuk kedua kalinya setelah 2 tahun lalu pernah kesini.
Saya memutuskan untuk bermain bianglala raksasa berapapun harganya!

Tiket untuk masuk wahana ini terbilang cukup mahal guys, kamu harus merogoh kocek 450 Baht atau sekitar Rp 230 ribuan, dan hanya berdurasi 10 menit!
Ini tiketnya guys..

Ini penampakan saat di atas, lumayan buat deg-deg an saat bianglala berhenti, dan kami posisi paling atas, ditambah lagi bianglalanya bergoyang wkwk.

Dari ketinggian, kalian bisa melihat pemandangan sekitar, yaitu banyak lampu-lampu di dalam Asiatique, orang-orang di bawah, sungai, dan gedung-gedung tinggi.

Setelah selesai naik bianglala, kami memutuskan untuk menuju tepian sungai Chao Phray.

Masih terdapat perahu yang berlalu lalang.

Di pinggiran Asiatique ternyata ada juga street food gitu guys.

Lalu, melihat banyak toko, kami tidak bisa menahan hasrat untuk berbelanja wkwkwk.
Lalu, berhentilah kami pada 1 toko ini, cukup recommended karena harganya bersaing dengan Pasar Chaktuchak, penjualnya juga ramah dan bisa berbahasa Indonesia, mantap banget lah!

Banyak pilihan oleh-olehnya guys, dari tas, dompet, gantungan kunci, topi dan lain-lain.

Nah ini contohnya dompet kecil, harganya 100 Baht dapet 6 pcs.

Setelah puas berbelanja, toko-toko sudah mulai bersiap untuk tutup, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00.
Lalu, kami memutuskan untuk naik grab menuju hotel.

17 Februari 2019

Hari kedua, kami berencana mengunjungi semua kuil-kuil.
Jam 5 sudah bangun dan mandi lalu sholat shubuh dan bersiap-siap.
Sambil menunggu yang lain, saya mencari rute hari ini mau naik transportasi apa saja wkwk serba dadakan, biar lebih seru.
Akhirnya saya menemukan petunjuk naik perahu yang mana.
2 tahun yang lalu, saya pernah ke Bangkok dan menggunakan supir grab yang kami sewa full sehari, pas kami meminta untuk diantarkan untuk naik perahu, dia memberikan kami tempat tour biasa yang tarifnya sangat mahal! Alhasil, 2 tahun yang lalu saya hanya bisa ke Grand Palace dan Wat Pho melalui jarak darat.
Nah, berikut ini peta perjalanan perahu berdasarkan warna benderanya.
Kami memutuskan untuk menaiki perahu Orange Flag.

Kamu bisa mengunjui situs ini untuk mendapatkan informasi tambahan lainya
http://www.chaophrayaexpressboat.com/en/home/
Pukul 06.10 pagi kami sudah siap untuk berangkat, jalan sekitar 10 menit menuju BTS Surasak, lalu kami membeli tiket menuju Saphan Taxin yang hanya berjarak 1 stasiun saja, harga tiket murah cuma 16 Baht atau sekitar Rp 8000an.
Setelah sampai di Saphan Taxin, keluar dari Gate 3 lalu menuju arah sungai dimana ada pelabuhan Sathorn.
Perlu kalian ketahui, hanya Sathorn pelabuhan yang terkoneksi dengan BTS.

Harga tiket orange flag boat per sekali jalan sangat terjangkau guys hanya 15 Baht atau Rp 7.000 saja.

Nah, tiketnya memang berciri kas tersendiri sih, kecil dan imut-imut!

Karena ramainya turis yang akan menggunakan boat ini, alhasil kami tidak kebagian tempat duduk, tapi diasikin aja sih soalnya perjalanan hanya menempuh waktu sekitar 15 menit saja.

Sesampainya di pelabuhan Wat Arun, Anda langsung menemukan tempat pembelian tiket.

Akhirnyaaaa, sampai juga di Wat Arun!

Karena waktu baru menunjukkan pukul 07.30 pagi, alhamdulillah masi sepi cuy dan belum terjadi antrian pembelian tiket.

Nah ini hasil foto dari luar gerbang masuk Wat Arun.

Bangunan kuil Wat Arun memiliki ciri khas tersendiri dengan motif dominan putih membuatnya menjadi semakin unik.

Selain bangunan tersebut, masih dalam 1 kawasan, terdapat 1 bangunan kuil lagi yang masuknya tidak dipungut bayaran.



Setelah puas berada dalam kawasan Wat Arun, saatnya berpindah menuju Wat Pho dan Grand Palace.
Cara menuju kesana sangat mudah dan murah, yaitu menggunakan boat penyebrangan di Gate 4, hanya bayar 4 Baht saja atau sekitar Rp 2.000 doang!
Waktu penyebrangan tidak sampai 5 menit.

Setelah sampai di Tha Tien, ada banyak penjual makanan guys, karena kami kelaparan, kami berusaha mencari jajanan yang halal.
Lalu, setelah menanyakan kepada para penjual, kata kuncinya "NO PORK?", lalu ada 1 penjual yang menjawab "ini no pork" dan dia menyebutkan ayam, kepiting, udang dalam bahasa Indonesia.
Mungkin karena saking banyaknya turis Indonesia kesana, membuat mereka tertarik untuk belajar bahasa Indonesia.
Alhasil saya beli crab and shrimp stick.
Cukup murah hanya 20 Baht / tusuk atau sekitar Rp 9.000an saja.

Lalu setelah makan, kami lanjut berjalan ke arah Wat Pho, sekitar 500 m dari Penyebrangan Tha Tien tadi.
Karena mulai siang, antriannya lumayan panjang guys.
Ciri khas Wat Pho adalah ada Patung Buddha Emas raksasa yang sedang berbaring.

Harga tiket masuk 200 Baht = hampir Rp 100.000
Free 1 botol kecil air minum.

Patung ini berada tepat setelah kita masuk ke gerbang pemeriksaan tiket.

Nah ada juga beberapa penjelasan sejarah dari kuil ini.

Nah, saatnya tur di dalam area patung Budha Emas tidur, jangan lupa lepas alas kaki dan dibawa masing-masing menggunakan plastik yang disediakan karena pintu masuk dan keluar berbeda guys.

Nah ini penampakan di dalam area Patung Budha tidur.

Ini patung budhanya, gede banget!

Di dindingnya terdapat seperti lukisan kisah rakyat gitu.

Nah, di kaki Buddhanya juga terdapat berbagai simbol.

Kawasan Wat Pho ini terbilang cukup luas sih..

Setelah puas mengunjungi Wat Pho, kami segera berpaling ke Grand Palace.
Berjalan sekitar 1km lebih dari Wat Pho ditambah lagi dengan cuaca yang sangat panas, membuat kami merasa kehausan dan beberapa kali berhenti untuk minum.
Terdapat berbagai gedung pemerintahan di sekitar kawasan Grand Palace ini guys.

Grand Palace adalah kompleks bangunan istana di Bangkok, Thailand. Istana ini berfungsi sebagai kediaman resmi Raja-raja Thailand dari abad ke-18 dan seterusnya.
Sumber : Wikipedia

Tiketnya lumayan mahal, 500 Baht/orang atau sekitar Rp 230.000.
Karena tiketnya yang terlalu mahal, jadinya kami mengurungkan niat kami untuk masuk :D #missqueen

Oh iya guys, bagi kamu yang suka pake baju dan celana pendek, nanti sebelum masuk bisa pinjam kain dengan menggunakan deposit. Karena di tempat ini dianggap sebagai tempat suci dan terhormat, jadi pastikan kalian memakai pakaian yang sopan.

Oh iya, banyak sekali pamflet bertuliskan no drone zone, jadi jangan coba-coba menerbangkannya di kawasan ini ya gengs!

Nah bagi kamu yang mau mengetahui sejarah lengkap Grand Palace, bisa juga rental Personal Audio Guide dengan biaya 200 Baht.

Setelah puas jalan-jalan di area luar Grand Palace, kami pun beranjak ke arah Tha Tien (tempat penyebrangan kapal menuju Wat Arun) untuk balik ke arah Pier Sathorn / BTS Saphan Taxin.
Saat kita mengantri kapal, banyak pemandangan toko souvenir dan oleh-oleh.

Nah, kalo kamu mau gaul, bisa banget cobain topi pepsi ini :D

Lumayan bisa cuci mata lihat pernak-pernik Thailand saat mengantri kurang lebih 10 menit.

Nah kalo ini guys, mangkuk dari batok kelapa yang dihias. Kreatif banget kan!

Setelah sampai di Wat Arun, segera menuju Gate 1 untuk kembali ke tempat asal.
Dari Wat Arun - Sathorn Pier dikenakan biaya 20 Baht = Rp 9.000, lebih mahal 5 Baht dibandingkan tiket pergi tadi.
Setelah sampai di Sathorn Pier, kami langsung bergegas menuju Masjid terdekat, hanya sekitar 500 m berjalan kaki.

Nah, ini dia masjid pertama yang kami kunjungi saat di Thailand!!
Dan saat kami baca sejarahnya, ini adalah masjid pertama yang didaftarkan di Thailand sejak tahun 1948.

Nah, ini dia kubah masjidnya guys, walau terbilang masjidnya berukuran kecil, tetap harus disyukuri setidaknya ada masjid di daerah sini.

Disini juga bisa scan barcode untuk mengetahui lebh lanjut tentang sejarah masjid ini.

Karena waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, kami langsung bergegas menunaikan sholat zhuhur dan dijamak Ashar.

Ini penampakan tempat wudhunya guys.

Nah ini tempat sholat wanita.
Mukenahnya banyak dan bersih.
Setelah sholat, kami beristirahat sejenak hampir 1 jam tertidur pulas, alhamdulillah..

Ini suasana di dekat pintu masuk masjidnya.

Ada rak sepatunya biar sepatu aman dan rapi.

Jangan lupa isi tumblermu ya, karena disini tersedia air minum isi ulang, lumayan hemat dong !

Ini suasana di sekitar masjid, banyak rumah warga.

Setelah itu kami beranjak ke daerah MBK dan Siam menggunakan transportasi favorit kami, yaitu BTS!
Dari masjid, kami berjalan menuju BTS Saphan Taxin lagi, lalu membeli tiket ke BTS National Stadium dengan tarif 44 Baht = Rp 20.000.
Nah ini dia MBK yang lumayan terkenal itu, pas masuk, biasa aja sih seperti mall-mall di Indonesia tidak ada yang khas.

Bagian luarnya lagi ramai, dari atas terlihat seperti ada pameran game gitu guys.

Nah, ada juga patung-patung besar lucu, bisa jadi tempat duduk juga.

Setelah itu, kami berjalan menuju Siam, ternyata sangat dekat, tidak sampai 900m saja guys.
Karena sudah jam 6, perut mulai lapar dan tujuan kami selanjutnya masih jauh yaitu makan di Khaosan Night Market, kami memutuskan untuk jajan sambil mengisi perut di Siam Market.
Jangan lupa minum Thai tea ya saat berada di negara asalnya!
Walaupun thai tea pinggiran dan harganya murah, hanya 24 Baht = Rp 10.000 sudah pake bubble guys, enak banget dah rasanya, gak bohong deh!

Kami juga pesan sushi dengan harga per roll nya hanya 10 - 15 Baht saja yaitu Rp 4.500 - Rp 7.000 guys.

Setelah perut terisi, kami langsung menuju Khaosan Road menggunakan tuk-tuk, karena untuk menuju kesana tidak dilewati BTS. Lagian , dari kami belum pernah juga mencoba tuk-tuk, belum ke Thailand kalo belum naik tuk-tuk ya guys!
Sebelum naik tuk-tuk, sebaiknya kalian bandingkan terlebih dahulu dengan tarif grab, supaya tidak terlalu mahal.
Setelah deal harganya, barulah kalian naik ya.

Setelah sampai di Khaosan Road, suasananya pecah banget sih, banyak orang asing gitu, mirip di Legian, Bali.

Ada banyak jajanan khas Thailand, misalnya daging buaya dan mango sticky rice.
Daging buaya dibanderol dengan harga cukup mahal guys, 300 Baht atau sekitar 150 ribuan per porsi.

Nah, kalo mango sticky rice harganya relatif murah yaitu 50 Baht atau sekitar 20ribuan aja!

Kalo kalian merasa pegal-pegal, di Khaosan Road juga menyediakan tempat pijat gitu. Thai Massage sudah cukup terkenal di seluruh dunia akan kenikmatan pijatan khasnya guys.

Tarifnya cukup mahal menurut saya, Rp 75ribu / 30 menit untuk Thai massage standar. Tempat pijat ini cukup diminati para turis.

18 Februari 2019
Yesss!!! Hari ini jadwal ngepantai guys!
Kami keluar dari hotel sedari jam 6 pagi agar sampai di Pattaya tidak terlalu siang.
Dari hotel kami menuju BTS Surasak, dan menuju BTS Ekkamai, karena disana ada terminal bus Ekkamai menuju Pattaya.
Setelah sampai disana, tepat sekali jam 7 kurang 5, akhirnya kami dapat tepat berangkat jam 7!
Salut, karena bus nya tidak ngaret semenit pun guys.
Tarifnya cukup murah, hanya 108 Baht atau cuma Rp 50ribu saja.
Waktu perjalanan ditempuh selama 2 jam dengan setengah perjalanan melewati jalan tol.

Tarifnya cukup murah, hanya 108 Baht atau cuma Rp 50ribu saja.
Waktu perjalanan ditempuh selama 2 jam dengan setengah perjalanan melewati jalan tol.

Kursi dalam bus cukup bersih dan nyaman sih, ada tempat air minum juga.

Ada juga Toilet kalo tiba-tiba kebelet pipis.

Setelah 2 jam dalam perjalanan, akhirnya kami sampai pukul 9 pagi.

Karena keroncongan, kami beli popmienya Thailand dulu deh rasa tomyam.

Nah, ini nih, salah satu transportasi khas Thailand juga, disebut dengan Songthew, mirip angkot terbuka gitu.
Dari terminal bus pattaya, kami menuju ke arah walking street, dekat daerah pantai Pattaya, dikenakan tarif 50 Baht atau 20 ribuan.

Dari terminal bus menuju walking street ditempuh selama 10 menitan.
Suasana siang di walking street terlihat sangat sepi.

Saat kami melihat pamflet-pamflet ini, kami membayangkan betapa ramainya jalan ini saat malam hari.

Setelah berjalan menusuri walking street, kami sampai di pelabuhan.

Berikut ini adalah denah pelabuhan di Pattaya.

Kami akan menuju Kohlarn Island (Coral Island), jadi kami menuju Point A. Tarifnya lumayan murah, hanya 30 Baht saja langsung bayar saat mau naik, tanpa dikasih tiket.

Kami kebagian tempat duduk sempit di bagian pinggir kapal.
Waktu perjalanan memakan waktu hampir 1 jam.

Cihuyyyyyy akhirnya ngepantai juga di Thailand!!!
Airnya jernih banget cuy, dan rame juga para turisnya, gak sabar mau nyemplung.

Tapi, karena waktu sudah menunjukkan waktu makan siang, kami mampir dulu ke restaurant pinggir pantai.

Ini dia pilihan menu yang tersedia.



Kami pilih Tum Yum Kung porsi besar (250 Baht) sekitar Rp 120 ribuan dan nasi 3 piring.

Lalu, pesan 1 buah kelapa bulat 50 Baht, cukup mahal kalo dirupiahin hampir 20 rebu.

Nah, ini pemandangan dari meja makan kami, mirip di Sabang sih.

Setelah kenyang, kami mulai berjalan menuju Ta Wan Beach.
Di pantai ini terdapat banyak fasilitas permainan air, dari snorkeling, diving, banana boat dan Sandy helmet diving.

Sebelum berenang, kami menemukan penjual makanan yang cukup unik saat dilihat, karena pembuatannya diulek seperti rujak bebek.
Akhirnya kami tertarik untuk membeli makanan ini.


Namanya adalah Somtam, terbuat dari pepaya muda parut yang dicampur dengan bumbu kacang dan cabe, seperti ada terasinya juga.

Setelah makan, kami memutuskan untuk ganti baju dan berenang di pantai, namun karena tidak ada fotografer, tidak ada hasil foto kami saat bermain di air.
Setelah puas, kami mandi dan sholat. Karena tidak ada mushola atau masjid, kami menumpang sholat di depan kantor keselamatan (emergency room). Lalu setelah itu kami standby di dekat kapal, karena kapal terakhir yang jalan dari Coral Island ini adalah pukul 5 sore.

Ini adalah jadwal keberangkatan kapal dari Pattaya menuju Coral Island.

Jajanan sore kami kali ini, ayam guring!

Suasana sore di Walking Street, Pattaya, sudah ramai pengunjung.

Sepanjang walking street ini dipenuhi restauran dan klub malam yang selalu ramai diknjungi.

Nah, ini setelah jalan kurang lebih 1 km, sampai juga di pantai Pattaya, sambil menikmati sunset, kami berfoto ria.

Sunset telah berakhir, waktunya pulang menuju Bangkok kembali.
Dari walking street, kami naik Songthew lagi, dan kami sewa cuma ber 3 saja dengan tarif 50 Baht / orang.

Suasana di pinggir walking street.

Akhirnya, waktunya kembali menuju Bangkok.
Kami naik bus yang sama, menuju Ekkamai dengan tarif 108 Baht.

Dan kami berangkat pukul 19.40 dari Pattaya dan sampai di Bangkok sekitar jam 22.00 dan langsung menuju hotel.

19 Februari 2019

Hari terakhir jalan-jalan di Bangkok nih!
Hari ini kami memilih untuk santai keluar dari hotel, tidak sepagi biasanya, karena tujuan hari ini adalah wisata belanja.
Tujuan utama kami, menuju ke Pasar Chaktuchak lagi, dengan harapan dia buka T_T.
Sambil menunggu pasar yang katanya buka jam 11 siang, kami memilih duduk santai (seperti lagi piknik) di Taman Chatuchak.

Taman ini bersih banget gan! Ada burung dan tupai juga yang menghampiri. Tapi, tupainya keburu lari pas mau difoto.

Walaupun di google maps tertulis buka di hari biasa kecuali Senin, kami sudah memastikannya kesana pada hari Selasa jam 11.00 sesuai instruksi petugas sekitar, namun yang ditemui hanya toko-toko tanaman yang buka.

Well, cukup kecewa karena toko baju dan oleh-oleh yang ramai itu semua pada tutup guys.
Akhirnya, kami memutuskan untuk menuju Pratunam Market, Platinum mall dan Central World.

Platinum Fashion Mall merupakan pusat perbelanjaan kesukaan para turis, karena harga murah dan dipadukan dengan suasana mall yang menyenangkan!

Di sebrang platinum, ada pasar pratunam. Menurut kami, pasar ini sangat ketinggalan jauh dari platinum dari segi kelengkapan barang, suasana belanja, dan harganya.

Berdekatan dengan Platinum, ada juga Central World, sejenis mall lebih mewah dari platinum.

Lalu, tujuan terakhi kami adalah terminal 21 menggunakan BTS menuju terminal Asok.

Terminal 21 merupakan mall dengan konsep negara yang berbeda per lantainya.

Dan, ini potret jalanan di sekitar kawasan Central World, cukup padat.

20 Februari 2019

Waktunya pulang gengs! Dan kembali ke dunia 8-5 yang membosankan!
Karena penerbangan kami di siang hari pas banget buat makan siang, kami memesan nasi dalam penerbangan kali ini.

Oh iya gengs, sampe disini dulu ya cerita liburan kami kali ini, semoga bisa jadi referensi buat liburan kalian selama di Thailand khususnya Bangkok.
Goodbye, Thailand! Sampai jumpa di liburan selanjutnya..

Comments