top of page

Solo Traveling Ke Korea Selatan

  • Writer: Traveloci Indonesia
    Traveloci Indonesia
  • Dec 5, 2018
  • 13 min read

17 November 2018

16:00 meninggalkan kosan tercinta, dan meluncur ke bandara via grab bike lalu damri.

Tentunya tetap pada prinsip hemat ala backpackers!!

Dapet Damri yg jam 16.30, jalan cukup mulus sehingga sampai di Kualanamu sekitar jam 18.00.

Langsung meluncur ke Saphire Lounge untuk menikmati makan sepuasnya hanya Rp1 saja! *pake kartu kredit

Lalu, 1 jam waktu makan, karena bosan, yaudh langsung aja masuk ke bagian imigrasi dan ruang tunggu internasional sambil menunggu boarding pas jam 20.10.

Hari terasa cukup melelahkan karena dari pagi hingga siang beraktifitas di luar dan tidak sempat tidur siang.

Untungnya pesawat Airasia yang saya tumpangi tidak delay, sehingga jam 23.00 waktu malaysia saya sudah bisa mendarat dengan cantik.

18 November 2018

Impian untuk tidur nyenyak harus dibuang jauh-jauh guys karena kamu harus cari tempat strategi meng'gembel'.

Apalagi jika kamu hanya sendiri, waktu terasa begitu lama -_-

Tapi ada tips buat kalian, kalo mau cari tempat bobok yang enak, ya harus check in dan masuk ruang transfer dulu, soalnya disana lantainya pake karpet.

Bodohnya, gue pas sampe ke counter check in Air Asia, karena liat antrian panjang banget, jadinya istirahat dulu, dan malah mager terus cari tempat bobok di luar!!

Jadi dari jam 12-3 pagi bobok di lantai luar yang gak beralaskan apapun, hasilnya ya gak bisa tidur deh, kedinginan!

Jam 3 akhirnya waktu yg tepat utk check in dan masuk ke ruang tunggu.

Namun, karena lagi-lagi karena ruang transfernya terlalu jauh, saya memasrahkan diri untuk beristirahat di kursi yg saya lewati sekitar 1 jam dan lumayan bisa tidur sedikit.

Lalu lanjut lagi jalan ke Terminal P, Q AirAsia.

Akhirnya, jam 5.30 saya masuk ke ruang transfer yang ada karpetnya...

Dan saya menyesal kenapa tidak dari semalam saya masuk kesana dan tidur nyenyak!

Akhirnya karena mata masih membutuhkan istirahat, sembari menunggu pesawat jam 7.20, saya tidur terlebih dahulu sekitar 1 jam.

Lalu langsung bangun, boker, sikat gigi dan melanjutkan perjalanan ke terminal Q gate Q4.

Sebelum memasuki ruang tunggu, Anda akan melewati counter X-Ray yang mengharuskan semua cairan untuk dibuang terlebih dahulu.

Karena saya membawa botol minum berisi air penuh, jadinya saya disuruh buang terlebih dahulu.

Setelah melewati X-ray, saya langsung menuju Q4, namun saya harus mencari isi ulang air minum mengingat perjalanan menuju Seoul menempuh waktu sekitar 7 jam!

Sampai Incheon jam 15.30 waktu Korea Selatan, dilanjutkan melewati kantor imigrasi sehingga keluar dari bandara sekitar jam 16.00.

Langsung melanjutkan perjalanan ke Hongdae menggunakan Airport Subway dikenakan biaya 4050 KRW.

Sampai di Hongdae, langsung makan Jeukseok Ttokpokki di Restaurant Dukki.

Cost yang dikeluarkan 7900KRW/orang dan bisa makan sepuasnya.

Kurs KRW to IDR pas saya nuker : 13.5

Selesai makan, melihat pertunjukkan busking, semacam dance street. Kalo di Indonesia suasana keramaian jalanannya mirip di Malioboro, Jogja.

Bedanya kalo di Jogja pengamen jalanan, kalo ini penari jalanan.

Jadi mereka mengcover dance boyband tertentu.

Ada sekitar 6 atau lebih pertunjukkan di malam ini.

Serasa nonton konser cuy!

Dan yang saya lihat sebagai bukan penyuka boy/girl band korea, saya liat dance mereka cukup profesional.

Jadi, selain unjuk gigi kemahiran dance, mereka ternyata memang mengikuti semacam sanggar seperti itu, dan rutin latihan.

Jadi guys, untuk terlihat profesional itu mustahil tanpa proses latihan yang panjang!

Habis nonton pertunjukkan ini, kami berjalan-jalan menyusuri jalanan Hongdae.

Suasana jalanan Hongdae

Dan sempet berforo dengan ikonnya Kakao Talk!

Lucu banget icon dari Kakao Talk!

Setelah puas di Hongdae, kami melanjutkan perjalanan ke Yongsan, stasiun keberangkatan Kereta ITX ke Chuncheon.

Hongdae - Yongsan : 1250 KRW.

Kereta ITX Yongsan - Chuncheon : 8200 KRW

Kereta ITX Yongsan - Stasiun Chuncheon ditempuh selama kurang lebih 1 jam, setelah itu untuk menuju Kangwon National University, asrama adik saya, kami naik taxi lagi, dengan cost : 3700 KRW.

Dan, jam 23.00 sampai asrama, waktunya istirahat!

19 November 2018

Bangun tidur jam 10.30 pagi alias udah siang!

Karena ini hari Senin, adik saya harus kuliah terlebih dahulu.

Dia kuliahnya siang sampai sore jam 1-4, alhasil saya harus nganggur dulu di kamarnya, karena saya bingung mau kemana, hiks.

Kalo pun bepergian, di Korea Selatan anda harus siap-siap pusing karena kalian tidak dapat berkomunikasi dengan baik karena mereka susah berbahasa Inggris, atau dengan kata lain, kalian harus fasih berbahasa Korea! hahaha apalagi saya tidak ada kartu internet, siap-siap tersesat jika hanya mengandalkan wifi.

Akhirnya, jam 4 setelah adik saya pulang, kami jalan-jalan menuju Myeongdong di Chuncheon.

Kami menyusuri dari jalan dari Kangwon University hingga Myeongdong sekitar 30menit berjarak sekitar 5 km.

Dan setelah puas disana, kami mencari tempat makan.

Saya pesan menu andalan Korea, yaitu Kimchi Jjigae dan Sop daging sapi.

Nama restaurantnya adalah Restaurant Bongsil Snack.

Kimchi Jjigae

Kimchi Jjigae biasanya di dalam mangkuk tersebut ada daging babinya, untungnya adik saya sudah fasih berbahasa Korea dan dia minta ke yang punya warung untuk tidak memberikan daging babi pada pesanan kami.

Rasanya ya rasa kimchi sih, tapi di kuahin, ada tahunya juga dan campuran sayur lain. Rasanya biasa aja sih.

Harga 3500 KRW (Sudah termasuk nasi 1 mangkuk)

Sop Daging

Lalu, pesanan adik saya adalah Sop Daging. Rasanya enak banget kayak sop daging di Indonesia sih hahahaha.

Harganya 4000 KRW (Sudah termasuk nasi 1 mangkuk)

Lalapan :D

Nah, untuk menu foto di atas ini diberikan cuma-cuma ya guys, kalo di Indonesia mirip lalapan gitu. Dan kalo habis, bisa minta isi ulang juga kok, tapi yaaa, tau diri juga sih wkwkwk.

Dari 'lalapan Korea' tersebut yang paling saya suka adalah udon (kanan bawah).

Guys, sekedar ngingetin, kalo kamu muslim dan berkunjung ke Korea Selatan, pastikan dimanapun kalian makan jika tidak ada logo halal, tanyakan apa ada babinya. (Kalo bisa ada guide ya, soalnya Bahasa Inggris di Korea Selatan masih banyak yang belum ngerti).

Soalnya emang rata-rata setiap restaurant disana, apalagi di Seoul selalu ada salah satunya menu babi di kebanyakan restaurant.

20 November 2018

Pagi-pagi jam 6 kami sudah bangun dan bersiap menuju Nami Island.

Ini adalah pemandangan kampus adik saya, Kangwon University, Chuncheon.

Membawa 2 backpack, 1 botol air minum, dan 1 waistbag, kami siap menyusuri keindahan Nami Island guys!

Jam 7 pagi, kami sudah keluar berjalan mencari taxi, dan pagi itu terasa sangat dingin karena suhu mencapai -4° C!

Seperti biasa, taxi dari Kangwon University menuju Stasiun Namchuncheon tarifnya 3700 KRW.

Lalu, dilanjutkan naik kereta. Berikut rincian harga dan stasiun mana yang dilewati.

Oh iya guys, kalian gak perlu nenteng-nenteng kertas info tentang jalur kereta, karena sudah ada aplikasi smartphone yang memudahkan kita!

Kalian bisa download di app atau play store.

Daaan, setelah kurang lebih 24 menit di kereta, sampai juga di stasiun Gapyeong.

Setelah sampai di stasiun Gapyeong, kalian harus mencari tahu jadwal keberangkatan bus.

Jadi, untuk menikmati daerah wisata yang searah dengan Nami Island, kalian bisa pilih bus sebagai alternatif karena murah, hanya 6000 KRW untuk PP all day dan dapat mengunjungi beberapa tempat. Beli tiketnya langsung di supir bus.

Yang terkenal adalah Nami Island dan Petite France.

Berikut adalah petunjuk pemesanan tiket bus shuttle.

Jadwal keberangkatan bus.

Dari halte bus menuju Gapyeong Wharf (pelabuhan menuju Nami Island) ditempuh selama 10 menit saja.

Untuk menyebrang dari Gapyeong Wharf menuju Nami Island dikenakan tarif 13.000 KRW/orang termasuk tiket masuk dan sudah PP. Lumayan mahal, sekitar Rp 175.000.

​​​​

Lalu, ini adalah pemandangan dalam kapal.

Karena tak sempat sarapan, kami membeli onigiri versi Korea!! Namanya Samgak Kimbap, artinya Kimbap Segitiga.

Hanya 1000 KRW, lumayan nampel kelaperan perut!

Ini adalah pemandangan kapalnya.

Dan akhirnya, sampe..

Pohonnya sudah banyak yang gundul, syedih!

Sebenarnya, namanya adalah Naminara Republic.

Pulau mungil ini berdiameter 6 kilometer dan luas area sekitar 460.000 m2. Lumayan capek kalo mau berjalan menjelajahi pulau ini guys, karena kami sempat tersesat dan muterin tempat yang sama 2 kali wkwk -_-

Jangan khawatir bagi kalian yang mau sholat, karena di Pulau Nami sudah disediakan Musolla atau prayer room.

Setelah muterin Pulau Nami selama kurang lebih 3 jam, perut dah mulai keroncongan, untuk menghibur, kami membeli hotteok saja terlebih dahulu, hanya 1500 KRW.

Hotteokk seharga 1500 KRW, lumayan mengibur perut yang kelaperan

Oh iya gengs, jangan lupa foto di lorong2 pohon gitu, dan patung winter sonata, karena ikon dari pulau ini adalah 2 pemandangan tersebut.

Setelah puas di pulau nami, kami melanjutkan perjalanan ke Petite France, naik shuttle bus jadwal jam 15.00.

Dan sialnya, bus tersebut ngaret hingga jam 15.30! Akhirnya, dengan penuh perjuangan, kami bisa naik bus ini, karena antriannya sangat panjang. Perjalanan dari Nami - Petite Franch menghabiskan waktu sekitar 15 menit, cukup buat tertidur sebentar, alhamdulillah!

Ini adalah gerbang depan Petite Franch.

Tiket masuk ke Petite Franch adalah 10.000 KRW/org, sekitar Rp 135.000

Pemandangan di dalam adalah rumah warna-warni bersusun tingkat-tingkat gitu, bagus banget!

Selain itu, kalian bisa memasuki beberapa rumah, karena di dalamnya ada barang-barang unik.

Nah ini contohnya, di dalam rumah ini ada berbagai boneka yang serem kayak di film horror!

Rumahnya unik-unik banget, jadi pengen punya 1, wkwkwk.

Pernak-pernik di dalam Petite Franch ini memang sangat dibuat mirip dengan aslinya di negara Perancis!

Dan, akhirnya setelah muter-muter di dalem selama 1 jam, kami mulai capek dan segera menuju tempat keluar pukul 17.00.

Beruntung, saat kami keluar gerbang, shuttle busnya sudah menuggu di halte!

Akhirnya, kami naik dan dari petite France menuju Stasiun Gapyeong ditempuh selama hampir 30 menit.

Dari Stasiun Gapyeong, kami menuju Stasiun Sinseoul-dong di Seoul. Penginapan kami sekitar 700 m dari stasiun tersebut, namanya Sunrise Inn Dongdaemun.

Mohon maaf karena lupa motoin dari depan, ini saya ambil dari situs booking.com.

Mohon maaf karena lupa motoin dari depan, ini saya ambil dari google.

Mohon maaf karena lupa motoin dari depan, ini saya ambil dari google.

Penginapan ini cukup murah yaitu sekitar 300 ribuan/malam untuk berdua. Fasilitas di dalam mencakup 2 tempat tidur tingkat (masing-masing ada fitur pemanasnya), tv (walaupun ga bisa dipake), hair dryer, dan WC (ada showernya air hangat atau dingin), 1 lagi yaitu AC.

Disediakan pula fasilitas dapur, ada kompor, kulkas, microwave dan dispenser di lantai bawah dekat resepsionis.

Fasilitas lain, di 1 lantai disediakan setrika, pewangi ruangan, tisu roll dan handuk.

Ada yang unik di penginapan ini. Sejak kami datang, tidak ada resepsionis, pintu bagian depan terkunci menggunakan password. Terdapat tulisan, "password can you get from booking email that we sent to you". Lalu kami bergegas membuka email tersbut unutk mendapatkan password.

Masuk ke dalam, yang kami lihat hanya ruang kosong dan meja resepsionis!

Disana terdapat banyak post it yang ditulis:

-CCTV ON 24 HOURS

-Receptionis only work from 10 A.M to 8 P.M

-You can use our kitchen to cook, keep your food, or take water.

Dan tentunya kami temukan, "Ms. Oci, this is your key room, you can pay the room tomorrow".

Dan tentunya saya salut banget dengan self service seperti itu, ibaratnya sudah ada trust dari pemilik ke penyewa demikian sebaliknya!

Adik saya bilang, rata-rata penginapan kecil memang menerapkan sistem seperti itu.

21 November 2018

Halo, agenda hari ini adalah ke Bukchon, Changdeokgung Palace dan Gyeongbokgung Palace. Ketiganya lokasinya cukup berdekatan sehingga bisa berjalan kaki.

Dari penginapan, kita menuju stasiun Sinseoul-dong, lalu menuju Stasiun Anguk.

Setelah sampai di stasiun Anguk, kalian cukup berjalan lagi sekitar 1 km menuju lokasi Bukchon. Disini kalian bisa menemukan banyak rumah adat/tradisional Korea, kalian juga bisa sewa baju khas Korea (Hanbok). Sewa baju dikenakan tarif sekitar 7000 KRW yang paling murah.

Saya dan adik saya kebetulan tidak tertarik memakai baju tersebut.

Komplek perumahan disini dijadikan tempat wisata, namun pengunjung diharap bisa "Silent please" karena rumah-rumah ini adalah milik warga dan ditempati. Dengan kata lain, kalo bisa kita jangan mengganggu kehidupan mereka walaupun kita wisatawan.

Semua rumah dan sudut jalan di Bukcheon dilengkapi CCTV untuk menjaga keamanan.

Pemandangan perumahan ini bagus banget dilihat.

Setelah bosan foto-foto di Bukchon, tujuan selanjutnya adalah Changdeokgung Palace, sekitar 2 km dari Bukchon, dan kami harus jalan kaki saja!

Ini adalah pemandangan di depan Changdeokgung Palace.

Harga tiket masuk lumayan murah yaitu 3000 KRW/org, atau sekitar Rp 40ribuan.

Istana Changdeok adalah istana Dinasti Joseon di Seoul. Terletak di sebelah timur istana utama, dijuluki Donggung. Changdeokgung bermakna "Istana Kebajikan Gemilang". Sebagai istana utama, Istana Gyeongbok merupakan pusat pemerintahan yang dikelilingi oleh kuil leluhur, altar kurban dan kantor-kantor pemerintahan. -Wikipedia

Ini adalah bangunan dalam Changdeokgung, cukup sederhana.

Konon katanya istana ini merupakan istana favorit raja, karena keindahan pohon dan tumbuhan disana.

Bahkan di dalamnya terdapat juga secret garden yang sangat bagus pemandangannya saat musim gugur.

Untuk masuk ke secret garden dikenakan tarif tambahan yaitu 5000 KRW.

Setelah kurang lebih 1 jam di dalam, kami memutuskan untuk keluar dan mengunjungi daerah wisata selanjutnya yaitu Gyeongbokgung Palace, lumayan jauh sekitar 2 km lagi, dan harus jalan kaki ya!

Karena suhu makin turun dan dibarengi gerimis kecil, bikin badan kedinginan cuy, jadi kami beli kopi ukuran large, lumayan ngangetin badan!

Sebelum kami menuju Gyeongbokgung, kami menuju Gwanghwamun Square terlebih dahulu. Di area ini terdapat 2 patung besar yaitu Patung Laksamana Yi Sun-Shin dan patung Raja Sejong.

Patung Laksamana Yi Sun-Shin.

Patung Raja Sejong

Di belakang patung ini terdapat musium yang bisa dimasuki oleh wisatawan.

Untuk masuk ke dalam tidak dikenakan biaya ya guys, alias gretong :D

Di dalam musium ini kurang lebih menjelaskan tentang jasa Raja Sejong yang membuat dan meresmikan tulisan Hangul.

Di bawah ini quote dari Raja ini yang membuat saya terharu.

Dan terdapat juga beberapa miniatur yang dipamerkan untuk menggambarkan proses pembuatan huruf Hangul.

Puas mendapat cerita sejarahnya King Sejong, kami pun menuju pintu keluar. Dan ternyata pintu masuk dan keluarnya berbeda.

Pas keluar, ternyata kami sudah berada di National Museum of Korean Contemporary Hystory.

Oh iya guys, di kawasan Gwanghwamun Square ini kami menemui kedutaan besar Amerika yang dijaga sangat ketat oleh puluhan polisi (yang pake baju ijo itu guys).

Lalu kami menuju Gyeongbokgung palace, sekitar 500 m dari Musium King Sejong.

Kami tidak masuk ke dalam karena istana tersebut sudah mau tutup, lalu kami beralih ke musium lagi guys.

Tarif masuk ke Gyeongbokgung Palace adalah 3.000 KRW.

Tiket masuk Musium, gratis!

Waktu sudah menunjukkan jam 5, waktunya kami pulang. Untungnya, di Gyeongbokgung ini ada stasiun guys, jadi gak perlu berjalan jauh!

22 November 2018

Waktunya bersantai dan membebaskan diri di Everland Theme Park!

Dari Penginapan kami berjalan menuju stasiun Sinseol-dong sekitar 5 menit dengan jarak 700m. Lalu, kami menuju Stasiun Gangnam.

Setelah itu, kami menempuh perjalanan menggunakan shuttle bus menuju everland theme park dengan kode bus 5002, dikenakan tarif 1500 KRW, dan pas turun ditarik lagi sebesar 500 KRW.

Setelah sampai di halte everland, kalian harus lanjut lagi naik bus gratis yang disediakan oleh everland, dari halte bus umum ke taman bermainnya langsung. Tidak sampai 5 menit dan langsung sampai di gerbang depan Everland!

Ini adalah gerbang depan everland.

Untuk masuk Everland, dikenakan tarif sebesar 29.900 KRW atau sekitar Rp 400.000 saja full day untuk adult.

Wahana yang paling pengen saya cobain tentunya roller coaster, karena katanya lumayan serem!

Lalu langsung saja kami menuju wahana tersebut, di dalam arena American.

Sayangnya tidak bisa direkam menggunakan kamera apapun, karena menyangkut masalah safety sih kayaknya.

Ekspektasi kami sepertinya berlebihan, kami kira treknya panjang sampai 2 menitan, ternyata 1 menit saja sudah selesai, cemen!

Wahana kedua yang kami mainkan mirip "Dino Vs Dino" di Miki Holiday, Medan.

Lalu, melihat dari kejauhan wahana roller coaster lain yang sepertinya lebih serem, kami langsung menuju ke arah sana.

Mengantri roller coaster ini di area European menghabiskan waktu 1 jam lebih berdiri!

Namun, setelah turun dari wahana ini, kepala seakan-akan pusing dan oyong guys hahahaha

tapi seru banget sih dan serem! Yang penting sesuai ekspektasi dan worth it banget.

Setelah memainkan wahana tersebut, barulah kami berencana untuk makan siang sekitar jam 2 siang. Biar gak muntah, makan nya kalo bisa jangan sebelum main wahana yang memacu adrenaline.

Burger ini harganya 6900 KRW/pcs

Setelah makan, sekitar jam 3, kami langsung menuju Musholla/Surau/prayer room. Sayang banget keberadaan Surau ini tidak dipublikasikan di kertas petunjuk Everland! Jadinya kami nyari dari internet, dan untungnya ada yang post mengenai ini.

Surau ini berada di samping Permainan Shooting Ghost.

Jangan khawatir, di dalam Suraunya udah ada fasilitas tempat wudhu, sajadah dan Al-Quran. Ya, sayangnya belum ada sarung atau mukenah, jadinya saya solat pake kaos kaki dan padding.

Tempat Wudhu

Al-Qur'an dan tasbih

Sajadah

Setelah 3 permainan terdahsyat di Everland, kami hanya menonton pertunjukkan yang santai dan tidak terlalu menantang, mungkin karena sudah kecapekan juga sih.

Setelah menonton beberapa pertandingan, kami mulai menyerah karena kaki mulai pegal! Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di Surau hingga waktu magrib, 5.30.

Pertunjukkan malam dimulai jam 18.30 untuk Moonlight Parade

18.30-19.00 parade nya berlangsung, dan kami melihat dari pinggiran jalan.

Lalu, menanti pertunjukkan selanjutnya jam 19.30, magic in the sky sekitar 15 menit. Gak nyesel nonton ini guys, indah!

Setelah melihat pertunjukkan magic in the sky, waktunya untuk pulang guys pukul 20.00.

Sampe penginapan sekitar jam 22.00.

23 November 2018

Hari ini agenda kami adalah ke daerah Dongdaemun gate/ gerbang besar timur, disana terdapat bangunan bersejarah.

Dinamakan demikian karena menunjukkan letaknya pada sebalah timur kota Hanyang (Seoul pada zaman dinasti Joseon), yang pada saat itu masih dikelilingi tembok. Gerbang ini terletak di distrik Jongno yang sibuk. -Wikipedia.com

Berikut ada penjelasan sedikit mengenai Dongdaemun gate.

Beginilah suasana di sekitar Dongdaemun Gate, Gate ini tidak boleh dimasuki wisatawan. (CCTV On 24 Hours).

Dari kejauhan, terdapat bukit di sebrang Dongdaemun, yang dikelilingi tembok panjang. (Posisi foto ini diambil di atas bukit tersebut). Bisa dilihat di sebrang sana tidak jauh dari Dongdaemun Gate terdapat bangunan mewah, yaitu Dongdaemun Plaza atau biasanya disingkat DDP.

Lalu, terdapat Musium Seoul City Wall di atas bukit tersebut.

Ini adalah lokasi di sekitar Dongdaemun Plaza.

Di mall ini juga terdapat piano yang diletakkan di luar mall dan bisa dimainkan oleh siapa saja!

Keren banget kan! Jangan harap piano ini awet kalo di Indonesia :(

Siapa saja bisa mainin ini!

Kemudian, agenda selanjutnya yaitu cari makan!

Makan siang di Ashley, salah satu restaurant tipe buffet gitu di dalam pusat perbelanjaan Home Plus.

Makan sepuasnya di Restaurant Ashley khas Amerika. Buat muslim, sekali lagi kalian kalau tidak jelas mengenai suatu menu, harus tanya apakah ada daging babinya!

Kami naik kereta dari Stasiun Dongdaemun History and Culture Park ke Stasiun Hagye.

Berikut rute perjalannya.

Beranjak dari makan siang terkenyang, kami menuju Stasiun Itaewon, ke tempat adek saya pernah kerja dulu, dan mengunjungi salah satu masjid di sana.

Dan inilah, masjid pertama yang saya lihat di Korea Selatan, alhamdulillah bisa mendengar adzan setelah beberapa hari disana tidak pernah mendengarnya.

Pemandangan yang sangat sejuk.

Beranjak dari masjid ini, kami menuju Myeong-dong market keluar dari Stasiun Eljiro (1) ga.

Myeong-dong market dikenal seperti pusat perbelanjaan pinggir jalan gitu guys, disini kami berburu beberapa oleh-oleh atau pernak-pernik lucu.

Lalu, 1 jam berlalu, kami sudah mulai capek dan memutuskan untuk pulang.

24 November 2018

First snow!!!!

Bangun pagi abis solat shubuh sempet ngecek, apakah ramalan cuaca benar atau tidak. Sekitar jam 6 pagi saya cek keluar penginapan, apakah sudah ada salju atau belum. Dan ternyata belum!

Lanjut tidur lagi, namun setengah jam kemudian, adik saya bangunin, dan mengajak saya untuk melihat hujan salju dari jendela kamar, yeaaayyyyy!!!!!

Karena suasana jalanan masih banyak gumpalan es, sehingga menyebabkan susah berjalan, kami memutuskan untuk beli makanan yang deket saja terlebih dahulu, alias di minimarket depan, paling 30an langkah doang dari penginapan.

Dan akhirnya, jam 10an, kami baru keluar penginapan setelah hujan salju selesai.

Stasiun Samseong

Perjalanan kami hari ini adalah ke SM Town CoEx, semacem Musium nya SM, isinya album dan barang-barang artis SM dong tentunya.

Tiket masuk cukup mahal gengs, yaitu 16.200 KRW/org atau sekitar Rp 220.000.

SM Town

Banyak juga poster-poster gambar artis gitu.

Ada juga ruang backstagenya, yaitu ruang make up, lumayan ngerasain jadi artis 5 menit saja wkwkwk.

Yak, inilah girl band yang lumayan saya tau dari dulu sampai sekarang.

Setelah keluar dari SM Town CoEx, kami melanjutkan melihat ke Perpustakaan Starfield.

Pemandangan salju di malam hari

25 November 2018

Sinseol-dong menuju Bandara Incheon Terminal 1.

Sial!!! Penerbangan saya delay hingga 3jam lebih!

Padahal saya udah jaga-jaga ambil penerbangan KL-Medan dengan jarak hingga 5jam, dan ternyata sia-sia.

Awalnya penerbangan saya seharusnya 09.30 (ICN) - 15.30 (KL).

Lalu, semalam sebelum penerbangan, pihak Airasia memberitahukan bahwa mereka mereschedule penerbangan menjadi jam 13.20 (ICN) - 19.20 (KL).

Kemudian saya agak takut juga kelewatan penerbangan selanjutnya yang harusnya jam 20.10 waktu Malaysia.

Namun, setelah check in di Incheon, lumayan dapet pencerahan walaupun penerbangan transit saya diubah jadi jam 23.10, yaitu penerbangan terakhir hari itu, sedih juga sih!

Alhasil mau gak mau penerbangan saya dari KL - Medan diubah menjadi yang jam 23.10 (KL) - 23.10 (Medan).

Sekedar info, tips buat kalian kalo mau beli tiket pesawat transit, kalo bisa 1 kode booking saja. Soalnya bisa 1 kali check in di bandara awal, dan bagasi kalian juga langsung ke bandara akhir.

Karena penerbangan saya jam 1, saya masih bisa sholat zuhur dan ashar di Incheon. Fasilitas musholanya lumayan mumpuni.

Namun, di dalamnya tidak ada tempat wudhu, jadi Anda harus ke toilet terlebih dahulu.

Ini tampilan di dalam mushola.

Terdapat beberapa buku Islami dan Al-Qur'an.

Terdapat juga APAR.

Setelah sholat, saya langsung menuju gate AirAsia penerbangan saya.

Jam 19.45 saya baru mendarat di KL, dan tidak bisa langsung ke ruang transfer alias check in ulang. Harus melewati immigrasi terlebih dahulu, setelah itu langsung ambil bagasi, lalu sholat magrib dijamak isya.

Setelah sholat, langsung menuju konter check in, dimana kalian harus menuju KLIA 2 terlebih dahulu.

Di KLIA 2 sudah terdapat banyak restaurant dan merchant gitu guys, seperti di mall, jadi kalian gak usah takut kelaperan,

Opmerkingen


bottom of page